Insentif untuk Sektor Otomotif dan Properti
Pemerintah berharap insentif otomotif dapat meningkatkan laju penjualan mobil yang dipatok 1,2 juta unit hingga akhir tahun ini dan bisa mendorong ekspor. Sementara itu, insentif di sektor properti diharapkan meningkatkan penjualan 30.000 unit rumah.
Dari sisi pembiayaan, sektor properti berpotensi mendapatkan pembiayaan sebesar Rp900 triliun untuk mencapai kapasitas dan penjualan yang baik. Begitu pula sektor industri otomotif juga memiliki potensi mendapatkan pembiayaan Rp360 triliun guna mencapai utilisasi serta target penjualan tersebut.
“Dengan kembalinya dua sektor ini, apabila mencapai kapasitas atau penjualan yang cukup baik akan mendorong daya beli masyarakat dan pertumbuhan ekonomi,” tambah Airlangga Hartarto.
Perlu Didorong
Pendapat Menko Perekonomian Airlangga itu diamini oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi negara yang mulai pulih itu masih perlu didorong terutama pada triwulan I/2021. “Kita masih perlu terus mendorongnya,” kata Menkeu.
Dalam perkembangan lain, bangsa ini patut bersyukur kontraksi terdalam ekonomi Indonesia sudah terlewati, yaitu pada kunjungi kuartal II/2020. Meski sepanjang 2020 produk domestik bruto minus 2,07 persen. Indikator itu memperlihatkan arah perbaikan.
Berkaitan pelbagai upaya itu, Sri Mulyani menjelaskan bahwa APBN bekerja sangat keras demi menjaga ekonomi yang tengah lesu dihantam Covid-19. Dalam 2 bulan saja, belanja yang dikeluarkan sebesar Rp266,7 triliun.
“Ini 9,7 persen dari total alokasi yang akan kita belanja atau tumbuh 11,7 persen [dibandingkan tahun lalu]. Jadi dalam hal ini APBN kita bekerja luar biasa dini,” jelasnya.
Belanja pemerintah pusat tercatat telah terealisasi Rp169,7 triliun atau tumbuh 10,9 persen. Untuk transfer ke daerah dan dana desa Rp97 triliun atau naik 112,2 persen. “Ini tujuannya adalah untuk bisa mendorong terus dari sisi belanja pemerintah.”
Di sisi lain pemerintah menggunakan instrumen APBN untuk mendorong konsumsi masyarakat dan memulihkan dunia usaha. Oleh karena itu, anggaran pemulihan ekonomi nasional (PEN) 2021 terus meningkat dan hasil realokasi terbaru sebesar Rp699,43 triliun.
Angka ini naik 21 persen dari realisasi, sementara tahun 2020 sebesar Rp579,78 triliun. Menurut Menkeu Sri Mulyani, kedua insentif (sektor otomotif dan properti) tersebut masuk ke dalam anggaran Program PEN bidang insentif usaha.
“Jadi ini sudah masuk ke insentif usaha yang Rp58,46 triliun di mana kendaraan bermotor dan perumahan masuk kategori insentif usaha,” ucap Sri Mulyani.
Seiring dengan mulai bergeraknya mesin ekonomi, inflasi diprediksi akan secara bertahap meningkat sepanjang 2021. Hal ini akan terjadi menyusul pemulihan permintaan secara global dan domestik, serta bantuan stimulus ekonomi di masa pandemi Covid-19 yang disalurkan oleh pemerintah.
Memang sejumlah insentif yang dirilis itu sangat tergantung pada animo masyarakat untuk memanfaatkan beragam insentif yang diberikan pemerintah untuk meningkatkan daya beli.